pentingnya BOD(BROWN OUT DETECTION)


Jika tegangan kurang dari yg diperlukan mikro,mikro akan salah menjalankan program. Salah ini bisa berupa mengendalikan port2 yg salah, salah data komunikasi dan juga dapat mengganti data pada EEPROM. Parahnya lagi kesalahan itu random!!! tdk bisa ditanggulangi dgn program.

HAL INI SANGAT BERBAHAYA JIKA MENYANGKUT SISTEM YG SENSITIF.

Sulusinya adalah dengan menggunakan Brown-out Detection(BOD). Kalo pada mikro klan MCS51 sepertinya kita harus membuat rangkaian BOD sendiri di luar mikro, rangkaian sederhananya seperti gambar di bawah ini

kalo mikro AVR sudah menyediakan BOD on-chip.
Kita tinggal mengaktifkan fuse BODEN, maka BOD akan bekerja dengan VBOD- = 3.7V dan VBOD+ = 4.5V.
Artinya jika VCC kurang dari 4.5V, mikro tdk bekerja. Jika di atas 4.5V, mikro akan mulai bekerja. Setelah bekerja jika VCC turun di bawah 3.7V, mikro akan berhenti bekerja. Untuk dapat bekerja kembali tegangan VCC harus di atas 4.5V. Jika terpenuhi maka mikro akan bekerja kembali dari awal program, bukan melanjutkan program sebelumnya pada waktu tegangan turun. Satu lagi fuse yg berhubungan dengan BOD yaitu BODLEVEL.

Cara kerja BOD adalah; mikro akan berhenti bekerja jika tegangan sumber melewati batas bawah tegangan BOD (VBOD-) dan akan bekerja lagi(dianggap reset) jika tegangan telah melebihi batas atas tegangan BOD (VBOD+). selisih VBOD- dan VBOD+ disebut tegangan histerisis (VHYST). Dengan adanya fasilitas BOD diharapkan mikrokontroler ga ada lagi yg ngawur…..

BOD Juga dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit LCD blank 2×16, Kadang pas power on reset LCD 2×16 suka gagal inisialisasi, nah dengan BOD penyakit ini akan sembuh. coba saja sendiri.

ayo buktikan BOD BOD aya aya wae maneh.

3 tanggapan untuk “pentingnya BOD(BROWN OUT DETECTION)”

Tinggalkan komentar